kenapa timbul permasalahan antara anak dan orang tua?

Jumat, 17 Desember 2010

Biasanya, perselisihan antara anak dan orang tua seputar persoalan berikut ini :
1. Malas belajar
Pada dasarnya, banyak gadis remaja disekeliling anda yang berharap perhatian dari keluarganya. jika anda dapat mengatur waktu, dan sedikit menambah perhatian anda terhadap studi anda, maka prestasi sekolah anda akan naik. hati anda akan merasakan kepuasan, dan orang tua anda turut senang pula.
2. Anda sering begadang
Kedua orang tua anda menjumpai anda begadang tiap malam sehingga anda kurang tidur. tentu mereka khwatir kalau anda letih sehingga kurang memperhatikan studi anda. orang tua yang mencampuri urusan anda adlah kewajiban mereka terhdap anda. tetapi kenapa hal ini anda anggap sebagai perilaku orang tua yang terlalu mencampuri urusan pribadi anda. bersyukurlah atas perhatian orang tua anda terhadap diri anda. minta lah kepada mereka dengan halus jika anda memerlukan pertolongan. 
3. Tidak pernah membantu menyelesaikan pekerjaan rumah
Banyak sekali anak putra atau pun putri yang malas membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. seperti merapikan kamar tidur, merapikan buku-buku atau kertas khusus milik mereka, atau merapikan pakaian mereka di lemari. biarpun pekerjaan itu tampak ringan, tetapi ketika anda mengerjakan tugas itu maka ibu anda merasa  bahagia, dan akan anda memberikan kesempatan baginya untuk istirahat. 
4. Mengunjungi teman-teman
Terkadang orang tua anda melarang anda berkunjung ke rumah teman-teman anda. sebaliknya, orang tua anda tidak melarang teman-teman anda mengunjungi rumah anda. usahakan anda bisa mengenalkan ibu anda kepada teman-teman anda. barangkali dengan begitu, ibu anda akan mengundang teman-teman anda sekaligus ibu-ibu mereka agar berkunjung ke rumah anda sehingga saling mengenal satu sama lain. 
5. Sering memakai telepon
Pakailah telepon untuk perkara yang penting, bukan untuk iseng-iseng atau untuk sekedar hiburan. ini akan menghabiskan pulsa telepon, menghambur-hamburkan waktu dan harta.
6. Melakukan perbuatan yang mengejutkan
Jangan melakukan perbuatan yang mengejutkan orang lain, seperti bersalaman dengan ayah seraya menggengam tangannya kuat-kuat, atau mengeraskan suara televisi atau perbuatan yang lain sejenisnya.
Selengkapnya...

Bahaya Tabarruj Model Jahiliyah


Bersolek merupakan fitrah bagi wanita pada umumnya. Jika bersolek di depan suami, orang tua atau teman-teman sesama wanita maka hal ini tidak mengapa. Namun, wanita sekarang umumnya bersolek dan menampakkan sebagian anggota tubuh serta perhiasan di tempat-tempat umum. Padahal di tempat-tempat umum banyak terdapat laki-laki non mahram yang akan memperhatikan mereka dan keindahan yang ditampakkannya. Seperti itulah yang disebut dengan tabarruj model jahiliyah.
Di zaman sekarang, tabarruj model ini merupakan hal yang sudah dianggap biasa, padahal Allah dan Rasul-Nya mengharamkan yang demikian.
Allah berfirman:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu, dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti model berhias dan bertingkah lakunya orang-orang jahiliyah dahulu (tabarruj model jahiliyah).” (Qs. Al-Ahzab: 33)
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Ada dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya; sekelompok orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk mencambuk manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, mereka berjalan melenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak bisa mencium aromanya. Sesungguhnya aroma jannah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Selengkapnya...

Kembalilah ke Rumahmu


وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ
“Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu.” (Qs. Al-Ahzab: 33)
Islam telah memuliakan kaum wanita dengan memerintahkan mereka untuk tetap tinggal dalam rumahnya. Ini merupakan ketentuan yang telah Allah syari’atkan. Oleh karena itu, Allah membebaskan kaum wanita dari beberapa kewajiban syari’at yang di lain sisi diwajibkan kepada kaum laki-laki, diantaranya:
  1. Digugurkan baginya kewajiban menghadiri shalat jum’at dan shalat jama’ah.
  2. Kewajiban menunaikan ibadah haji bagi wanita disyaratkan dengan mahram yang menyertainya.
  3. Wanita tidak berkewajiban berjihad.
Sedangkan keluarnya mereka dari rumah adalah rukhshah (keringanan) yang diberikan karena kebutuhan dan darurat. Maka, hendaklah wanita muslimah tidak sering-sering keluar rumah, apalagi dengan berhias atau memakai wangi-wangian sebagaimana halnya kebiasaan wanita-wanita jahiliyah.
Perintah untuk tetap berada di rumah merupakan hijab bagi kaum wanita dari menampakkan diri di hadapan laki-laki yang bukan mahram dan dari ihtilat. Apabila wanita menampakkan diri di hadapan laki-laki yang bukan mahram maka ia wajib mengenakan hijab yang menutupi seluruh tubuh dan perhiasannya. Dengan menjaga hal ini, maka akan terwujud berbagai tujuan syari’at, yaitu:
  1. Terpeliharanya apa yang menjadi tuntunan fitrah dan kondisi manusia berupa pembagian yang adil diantara hamba-hamba-Nya yaitu kaum wanita memegang urusan rumah tangga sedangkan laki-laki menangani pekerjaan di luar rumah.
  2. Terpeliharanya tujuan syari’at bahwa masyarakat islami adalah masyarakat yang tidak bercampur baur. Kaum wanita memiliki komunitas khusus yaitu di dalam rumah sedang kaum laki-laki memiliki komunitas tersendiri, yaitu di luar rumah.
  3. Memfokuskan kaum wanita untuk melaksanakan kewajibannya dalam rumah tangga dan mendidik generasi mendatang.
Islam adalah agama fitrah, dimana kemaslahatan umum seiring dengan fitrah manusia dan kebahagiaannya. Jadi, Islam tidak memperbolehkan bagi kaum wanita untuk bekerja kecuali sesuai dengan fitrah, tabiat, dan sifat kewanitaannya. Sebab, seorang perempuan adalah seorang istri yang mengemban tugas mengandung, melahirkan, menyusui, mengurus rumah, merawat anak, mendidik generasi umat di madrasah mereka yang pertama, yaitu: ‘Rumah’.
Selengkapnya...

Mari Menjaga Kehormatan Dengan Berhijab


Berhijab merupakan kewajiban yang harus ditunaikan bagi setiap wanita muslimah. Hijab merupakan salah satu bentuk pemuliaan terhadap wanita yang telah disyariatkan dalam Islam. Dalam mengenakan hijab syar’i haruslah menutupi seluruh tubuh dan menutupi seluruh perhiasan yang dikenakan dari pandangan laki-laki yang bukan mahram. Hal ini sebagaimana tercantum dalam firman Allah Ta’ala:
وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ
“dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya.” (Qs. An-Nuur: 31)
Mengenakan hijab syar’i merupakan amalan yang dilakukan oleh wanita-wanita mukminah dari kalangan sahabiah dan generasi setelahnya. Merupakan keharusan bagi wanita-wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam untuk meneladani jejak wanita-wanita muslimah pendahulu meraka dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam masalah berhijab. Hijab merupakan cermin kesucian diri, kemuliaan yang berhiaskan malu dan kecemburuan (ghirah). Ironisnya, banyak wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam keluar di jalan-jalan dan tempat-tempat umum tanpa mengenakan hijab, tetapi malah bersolek dan bertabaruj tanpa rasa malu. Sampai-sampai sulit dibedakan mana wanita muslim dan mana wanita kafir, sekalipun ada yang memakai kerudung, akan tetapi kerudung tersebut tak ubahnya hanyalah seperti hiasan penutup kepala.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
“Semoga Alloh merahmati para wanita generasi pertama yang berhijrah, ketika turun ayat:
“dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya,” (Qs. An-Nuur: 31)
“Maka mereka segera merobek kain panjang/baju mantel mereka untuk kemudian menggunakannya sebagai khimar penutup tubuh bagian atas mereka.”
Subhanallah… jauh sekali keadaan wanita di zaman ini dengan keadaan wanita zaman sahabiah.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa hijab merupakan kewajiban atas diri seorang muslimah dan meninggalkannya menyebabkan dosa yang membinasakan dan mendatangkan dosa-dosa yang lainnya. Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya hendaknya wanita mukminah bersegera melaksanakan perintah Alloh yang satu ini.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan tidaklah patut bagi mukmin dan tidak (pula) bagi mukminah, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, kemudian mereka mempunyai pilihan (yang lain) tentang urusan mereka, dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36)
Mengenakan hijab syar’i mempunyai banyak keutamaan, diantaranya:
  1. Menjaga kehormatan.
  2. Membersihkan hati.
  3. Melahirkan akhlaq yang mulia.
  4. Tanda kesucian.
  5. Menjaga rasa malu.
  6. Mencegah dari keinginan dan hasrat syaithoniah.
  7. Menjaga ghirah.
  8. Dan lain-lain. Adapun untuk rincian tentang hijab dapat dilihat pada artikel-artikel sebelumnya.
Selengkapnya...

Wanita Berbeda Dengan Laki-Laki


Allah berfirman,
وَمَاخَلَقْتُ الجِنَّ وَ الإِنْسَ إِلاَّلِيَعْبُدُوْنِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Qs. Adz-Dzaariyat: 56)
Allah telah menciptakan manusia dalam jenis perempuan dan laki-laki dengan memiliki kewajiban yang sama, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Dia telah menempatkan pria dan wanita pada kedudukannya masing-masing sesuai dengan kodratnya. Dalam beberapa hal, sebagian mereka tidak boleh dan tidak bisa menggantikan yang lain.
Keduanya memiliki kedudukan yang sama. Dalam peribadatan, secara umum mereka memiliki hak dan kewajiban yang tidak berbeda. Hanya dalam masalah-masalah tertentu, memang ada perbedaan. Hal itu Allah sesuaikan dengan naluri, tabiat, dan kondisi masing-masing.
Allah mentakdirkan bahwa laki-laki tidaklah sama dengan perempuan, baik dalam bentuk penciptaan, postur tubuh, dan susunan anggota badan.
Allah berfirman,
وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى
“Dan laki-laki itu tidaklah sama dengan perempuan.” (Qs. Ali Imran: 36)
Karena perbedaan ini, maka Allah mengkhususkan beberapa hukum syar’i bagi kaum laki-laki dan perempuan sesuai dengan bentuk dasar, keahlian dan kemampuannya masing-masing. Allah memberikan hukum-hukum yang menjadi keistimewaan bagi kaum laki-laki, diantaranya bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, kenabian dan kerasulan hanya diberikan kepada kaum laki-laki dan bukan kepada perempuan, laki-laki mendapatkan dua kali lipat dari bagian perempuan dalam hal warisan, dan lain-lain. Sebaliknya, Islam telah memuliakan wanita dengan memerintahkan wanita untuk tetap tinggal dalam rumahnya, serta merawat suami dan anak-anaknya.
Mujahid meriwayatkan bahwa Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata: “Wahai Rasulullah, mengapa kaum laki-laki bisa pergi ke medan perang sedang kami tidak, dan kamipun hanya mendapatkan warisan setengah bagian laki-laki?” Maka turunlah ayat yang artinya, “Dan janganlah kamu iri terhadap apa yang dikaruniakan Allah…” (Qs. An-Nisaa’: 32)” (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari, Imam Ahmad, Al-Hakim, dan lain sebagainya)
Saudariku, maka hendaklah kita mengimani apa yang Allah takdirkan, bahwa laki-laki dan perempuan berbeda. Yakinlah, di balik perbedaan ini ada hikmah yang sangat besar, karena Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
sumber
Selengkapnya...

Teladan Wanita Yang Abadi

Tirulah Mereka!

           Kapan dan dimana pun berada, seorang wanita muslimah membutuhkan sebuah suri tauladan salehah yang sesuai dengan manhaj dan jalan yang lurus, selain juga membutuhkan contoh – contoh bersih dan suci yang dapat mengantarkan hati siapa pun mengagungkan asma allah.

   1. Fatimah
Mari kita ikuti bersama kisah kehdupan wanita pertama yang menjadi penghuni surga diantara berbagai suri tauladan yang tercatat. Dia adalah Fatimah binti Rosulallah. fatimah menikah dengan Ali bin abi thalib dia adlah seorang istri yang tidak pernah menggenakan permata, emas maupun gaun pengantin, seorang istri yang tidak pernah menginjakkan kaki dalam kerajaan dan bangunan megah. begitulah, Fatimah sebagai seorang wanita yang hanya pernah memasuki sebuah rumah dengan bangunan tanah.
2. Aisyah
Inilah tauladan kedua, Aisyah di saat ilmunya sempat memenuhi bumi hingga Imam az-Zuhri mengatakan, "jika ilmu Aisyah dibandingkan dg ilmu seluruh kaum wanita, niscaya ilmu Aisyah lebih unggul, banyak dan lebih bermanfaat." Dalam kitab Thabaqat ibni Sa'ad disebutkan bahwa aisyah adalah orang yang paling pandai, di saat shabat-sahabat terkemuka sering mengajukan pertanyaan kepadanya.
3. Sarah, istri nabi Ibrahim
Sekilas tentang Sarah, istri nabi Ibrahim. Sarah telah diselamatkan dari rumahnya dari tangan seorang penguasa bejat di Mesir saat itu, yang pernah mencoba mendekati berbuat zina. Dia adlah seorang wanita lemah, tetapi kuat saat telah memegang tali allah.
4. Shafiyah yang membunuh seorang yahudi
Berikut adalah kisah tentang Shafiyah binti abdul muthalib, bibi rosulallah, saudari kandung hamzah dan istri awwam. Dialah seorang wanita yang telah mendidik sang prajurit berkuda dan pemberani Zubair bin Awwam. Saat melihat kekalahan kaum muslimin pada perang uhud, ketika itu dia bertugas menyediakan air minum untuk kaum muslimin, shafiyah melesat seperti macan ganas dan mencabut sebuah tombak dari seorang prajurit muslim, menyelinap diantara barisan - barisan bala tentara. setelah peperangan berakhir, shafiyah berdiri di sisi tubuh saudaranya, hamzah, di saat perutnya telah terkoyak dan hatinya diambil, kedua telinganya terpotong serta wajahnya sudah tidak karu-karuan lagi. tidak sekalipun shafiyah menampar-nampar pipi menyobek-nyobek saku atau menangis dengan menjerit-jerit. shafiyah tahu bahwa ini adalah takdir allah. 
Selengkapnya...

Etika Remaja Muslimah

Rabu, 03 November 2010

1. Jangan banyak bicara
 Lebih baik diam dari pada banyak bicara sampai-sampai menimbulkan kegaduhan. Abu Darda' pernah berpesan "berlakulah adil pada dirimu sendiri dengan kedua telingamu. sesungguhnya allah menciptakan untukmu sepasang telinga dan satu mulut, agar kamu banyak mendengar ketimbang berkata."
Fudhail bin iyadh mengatakan, "orang mukmin adalah orang yang sedikit bicara tapi banyak bekerja. orang munafik adalah orang yang banyak bicara tapi sedikit bekerja."
2. Jangan mencari-cari aib orang lain
Lebih baik anda sibuk memperbaiki aib dalam diri anda. dari pada mencari-cari aib orang lain. menurut imam Zainal Abidin, seorang muslim yang dapat mengetahui aib dirinya termasuk anugrah yang telah diberikan allah kepadanya. dengan begitu, dia akan sibuk meneliti aib dirinya sendiri. Imam Zainal Abidin mengatakan, "kukira kalau seseorang sibuk mencari-cari aib orang lain, ia akan lalai bahwa dirinya terdapat aib."
3. Tampakkan keceriaan wajah anda
Keceriaan ini anda tampakkan ketika sedang bersama kaum wanita saja. hindari keceriaan wajah anda dihadapan kaum pria sehingga tidak menimbulkan prasangka buruk tentang diri anda. sebab, kehadiran anda yang demikian, bisa jadi menimbulkan penyakit hati. wajah yang ceria merupakan sifat yang bisa dijadikan hiasan oleh setiap muslim dan dapat menembus kedalam hati.
4. Jadilah sosok yang jujur
Bohong dan iman selamnya tidak bisa berkumpul menjadi satu dalam hati orang mukmin. sebagian perempuan ada yang tenggelam dalam kebohongan. ini disebabkan oleh sejumlah faktor, diantaranya sikap yang berlebih-lebihan, sombong, selalu ingin tampil istimewa.
5. Berjalan seraya punya rasa malu
Dengan sifat malu, dia dapat mencegah dirinya dari kekejian, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun saat berjalan. Selengkapnya...